Optimis Bangsa Ini Mampu Mengatasi Masalah Dan Tantangan Di Tahun 2025 – MAJALAH JAKARTA BERITA HARI INI
MJ,id Jakarta __ Tahun 2024 akan segera berakhir, dimana tahun yang menyisakan berbagai persoalan persoalan yang sangat menyita perhatian banyak Masyarakat Dimana “luka” sosial, akibat begitu banyaknya aturan yang dilanggar.
Pada sisinya yang lain, bangsa ini dihadapkan kepada potensi risiko ancaman terhadap keutuhan NKRI, menyebut beberapa faktor pemicu penyebabnya, pertama, kesenjangan ekonomi yang begitu dalam, dengan nuansa SARA, Dimana yang kaya semakin kaya, yang miskin tetap miskin”, bahkan semakin miskin. Ditambah lagi dengan aturan peraturan yang dilanggar.
Jadi, Akhir tahun adalah momen untuk mengintegrasikan pelajaran dari masa lalu ke dalam visi masa depan. Dalam dunia yang semakin kompleks, pemimpin perlu menciptakan strategi yang tidak hanya tangguh, tetapi juga fleksibel. Hal ini penting untuk menjawab tantangan yang belum terlihat di depan mata. Pemimpin yang reflektif, adaptif, dan inspiratif memiliki peluang lebih besar untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Transformasi kepemimpinan bukan hanya tanggung jawab mereka yang berada di posisi puncak, tetapi juga mereka yang bekerja di berbagai lapisan organisasi.
Bagi Dr. John Palinggi, MM., MBA., Pengamat Politik, Ekonomi, dan Sosial Kemasyarakatan
yakin Presiden mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pemimpin di Bangsa ini. Dan Tuhan akan senantiasa melindunginya dari tangan-tangan jahat atau niat buruk yang diarahkan kepadanya.
“Menjadi Presiden adalah tugas yang berat dan tidak mudah dicapai. Saya sendiri pernah bercita-cita untuk menjadi Presiden, tetapi gagal. Namun, saya yakin bahwa siapa pun yang terpilih menjadi Presiden adalah bagian dari rencana Tuhan. Dalam hal ini, Prabowo terpilih karena kehendak-Nya, meskipun prosesnya melalui pemilu,” ujarnya
Di sisi lain kata John Palinggi kata kunci dan sebagai Pondasi di semua negara di dunia adalah kejujuran sehingga dia maju. Kalau itu tidak berubah kearah kejujuran, John Palinggi sangat meragukan keberhasilan di Bangsa ini.
“Maka dari itu Presiden Prabowo harus tegas terhadap orang orang yang hanya memakai angka angka saja. Jadi untuk menilai hasil kerjanya seluruh pembantu Presiden pada jaman Presiden Soerharto dulu waktu rapat Kabinet pertiga bulan memasukan laporan kerjanya. Dari sinilah akan terlihat benar atau tidaknya mereka bekerja,” ungkap John Palinggi.
Dari pengamatan dari seorang pengusaha ini melihat, menutup Tahun 2024 ini harus dipahami
Kehidupan sampai saat ini ada suka, ada duka, gembira, menangis, akan tetapi semua itu dibarengi bahwa di Indonesia pada khususnya selama tahun 2024 berbagai hal sangat membuat nyaman diperasaan maupun pikiran dimana timbul berbagai kelompok Masyarakat individu “Oknum” yang kerjanya membentuk suatu organisasi hanya untuk menyerang orang lain seperti itu. Dengan menyerang orang lain dengan merendahkan memfitnah menganggap demokrasi itu adalah kebebasan untuk melontarkan segala sesuatu sekalipun bukan pada tempatnya, ucapnya.
Dari pandangan John Palinggi Kembali bahwa, dari sudut Bangsa dan Negara tentu kekurangan kekurangan pasti ada tapi keunggulan keunggulan bersukur di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo selama memimpin 10 tahun Bangsa ini masih bisa bernafas, masih bisa makan disaat serah terima dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto di bulan Oktober 2024 hanya saja kata John Palinggi, yang hilang dari Bangsa ini adalah rasa sukur kepada Tuhan hilang. Yang ada adalah kebencian kebencian hari lepas hari, ungkapnya.
Untuk itulah John Palinggi tegas mengatakan, bahwa para Menteri yang bekerja yang dipilih oleh Prabowo Subianto berhenti berbicara yang manis manis di televisi, bicaralah apa adanya agar ada evaluasi dan solusi. Sajikan dan sosialisasikan program kerja sesuai dengan keinginan atau arahan presiden, bukan yang lain,” pinta John Palinggi.
Untuk itulah John Palinggi mengatakan, memasuki Tahun 2025 mengajak semua elemen Masyarakat memiliki rasa syukur dan sikap optimis. Kalaupun ada masalah dan tantangan, harus dihadapi dengan optimis, optimis bahwa Bangsa ini mampu mengatasi masalah dan tantangan.
“Dibutuhkan sikap optimistik dan berpikiran positif agar menjadi manusia penuh harapan bukan manusia ‘No Hope’. Bangsa ini harus dibangun dengan keyakinan bisa maju, bukan pesimis, menjelek-jelekan dan menjatuhkan orang lain,” tuturnya.
Dari sisi lain John Palinggi melihat, Bangsa ini harus belajar dari pengalaman masa lalu, bahwa Tuhan sayang, dan selalu melindungi bangsa Indonesia. Keyakinan John Palinggi terlihat Dimana Presiden saat ini adalah pilihan Tuhan.
“Indonesia pernah digoncang resesi ekonomi, Gempa bumi dahsyat seperti Tsunami Aceh dan Palu, Terorisme tetapi tetap berdiri sampai sekarang dan tidak kelaparan. itu semua berkat Tuhan, ada tangan Tuhan menolong dan melindungi bangsa ini kehancuran,” urai John Palinggi.
Penegakan hukum Dari sisi lain John Palinggi meyoroti masalah penegakan hukum di Bangsa ini. Menurut Dia, Pergumulan masa yang lalu adalah kelemahan mendasar Bangsa ini adalah penegakan hukum. Bagi John Palinggi inilah yang membuat rakyat kecewa. Interpensi interpensi eksekutif terhadap ruang ruang hukum terlalu berlebihan untuk kepentingan kelompok maupun pribadi sehingga menimbulkan masalah yang sangat serius. Namanya “ketidak percayaan Masyarakat”.
“Intinya ada kekecewaan yang mendasar di dalam masyarakat dan itu diakibatkan karena penegakan hukum yang tidak adil dan tidak berdasarkan kebenaran itu sangat menyakitkan. Maka kedepan, pergumulan itu adalah momentum teriakan Presiden Prabowo untuk memberantas korupsi itu adala bagian suara bahwa memberikan semangat juang bagi rakyat,” tegasnya.
Bagi John Palinggi meminta, Pemberantasan korupsi harus dimulai dari perubahan legislasi tidak bisa lagi dengan retorika, dari sini akan terlihat siapa yang mempersulit perubahan UU korupsi tersebut. Karena untuk menegakan hukum itu harus berdasarkan hukum tidak bisa berdasarkan pengadilan pinggir jalan, dan tidak bisa berdasarkan caci maki. Jadi masyarakat diajarkan tetap kepada jalurnya penegakan humum. Jangan hanya penegak hukumnya di caci maki masyarakatnya pun di ajarkan juga untuk penegakan hukum, ungkapnya. (**)

Tinggalkan Balasan