Penerapan Internet of Things (IoT) pada Kemasan – MAJALAH JAKARTA BERITA HARI INI
Ilustrasi Penerapan IoT pada Rantai Pasok Buah Segar (Sumber: httos://farmonaut.com)
MJ. Jakarta – Kemasan pangan, terutama buah segar, memegang peranan penting dalam menjaga kualitas produk. Buah segar merupakan produk yang sangat rentan terhadap perubahan suhu dan kelembaban, yang dapat mempengaruhi kesegarannya. Penerapan teknologi loT dalam kemasan buah segar menawarkan solusi inovatif untuk memastikan kualitas dan keamanan produk dari produsen hingga konsumen. Teknologi IoT yang digunakan dalam kemasan memungkinkan pemantauan kondisi buah segar secara real-time selama proses distribusi, yang dapat mengurangi risiko kerusakan dan pembusukan, serta memudahkan pelacakan produk untuk memastikan keasliannya.
Revolusi IoT dalam Industri Pangan Segar
Menurut BRIN tahun 2022, manajemen rantai pasok merupakan bagian integral dari ERP yang terhubung dengan berbagai mitra dalam rantai pasok. Rantai pasok terdiri dari pemasok, produsen, pengecer, dan konsumen akhir yang bertujuan untuk menyinkronkan permintaan dan penawaran. Agar suatu produk pangan dapat ditelusuri riwayat asal maupun rantai distribusinya, pihak produsen harus memiliki dokumentasi terkait informasi yang berkaitan dengan produknya, mulai dari bahan baku, proses pengolahan, proses penyimpanan/ distribusi, hingga sampai ke tangan konsumen (Poernomo 2007). Teknologi Internet of Things (IoT) merujuk pada konsep di mana perangkat-perangkat fisik, seperti sensor, perangkat komunikasi, dan sistem kontrol, terhubung melalui jaringan internet untuk saling bertukar informasi secara otomatis. loT dalam penerapannya dapat menemukan, mengidentifikasi, melacak, memantau objek terkait secara otomatis dan real time. Teknologi ini telah banyak diterapkan dalam berbagai sektor, mulai dari industri manufaktur,
transportasi, hingga kesehatan, dan kini mulai merambah ke sektor pangan, khususnya pada kemasan pangan. Kemasan pangan, terutama buah segar yang merupakan hasil pertanian yang sangat melimpah di Indonesia, buah dan sayur perlu melalui penanganan pasca panen yang tepat untuk menjaga kualitas serta kesegarannya. Oleh karena itu, penerapan teknologi loT dalam kemasan buah segar menawarkan solusi inovatif untuk memastikan kualitas dan keamanan produk dari produsen hingga konsumen. Teknologi IoT memungkinkan pemantauan kondisi buah segar secara real-time selama proses distribusi, yang dapat mengurangi risika kerusakan dan pembusukan, serta memudahkan pelacakan produk untuk memastikan keasliannya.
Implementasi dan manfaat IoT di rantai pasok Buah Segar
Dalam dunia distribusi buah segar, menjaga kualitas produk dari ladang hingga ke tangan konsumen adalah tantangan besar. Kemasan konvensional sering kali tidak memberikan solusi terhadap kondisi produk selama perjalanan, yang mengakibatkan kerusakan atau penurunan kualitas. Namun, dengan kemajuan teknologi Internet of Things (loT), solusi inovatif berupa kemasan pintar mulai diterapkan untuk mengatasi masalah ini.
Sebuah perusahaan distribusi buah segar di Eropa telah menerapkan kemasan pintar berbasis foT untuk pengiriman apel dan anggur. Hasilnya yaitu kerusakan produk selama pengiriman turun hingga 30X. Hai ini tidak hanya meningkatkan keuntungan perusahaan, tetapi juga memperkuat kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk yang diterima.
Lebih lanjut, data yang dikumpulkan dari smart packaging memberikan wawasan berharga bagi petani dan distributor. Sebagai contoh, analisis data suhu dan kelembaban dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses penyimpanan di gudang atau menentukan rute pengiriman yang lebih baik. Data ini juga dapat membantu dalam merancang strategi jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi rantai pasak.
Penerapan dan manfaat IoT pada rantai pasok buah segar secara garis besar sebagai berikut:
a. Sensor dan Teknologi Kemasan pintar menggunakan beberapa jenis sensor untuk memantau suhu dan kelembaban meliputi sensor termal untuk mengukur variasi suhu dan sensor kelembaban untuk melacak tingkat kelembapan. Contoh teknologinya termasuk mikrokontroler yang dipasangkan dengan sensor ini yang memungkinkan pemantauan real-time dan terus-menerus.
b. Optimasi Penyimpanan, Pengiriman dan Distribusi dengan IoT Sistem pemantauan berbasis cloud dapat mengumpulkan dan menganalisis data. Data yang dikumpulkan membantu mengoptimalkan strategi penyimpanan dan distribusi. Misalnya, visualisasi yang dapat mencerminkan tren suhu, sehingga penyesuaian dapat dilakukan secara dini di lingkungan penyimpanan. Informasi mengalir dari sensor langsung ke platform, seperti AWS IoT Inti dan Microsoft Azure IoT. Kendaraan yang dilengkapi sensor menyampaikan data penting, seperti lokasi dan suhu. Hal ini meningkatkan efisiensi pengiriman. Misalnya, perusahaan logistik yang memantau kondisi secara real time dapat menyelesaikan rute atau jadwal.
c. Pelacakan, Penelusuran Kemasan Buah Segar dan Sistem Integrasi
Identifikasi Frekuensi Radio (RFID) menawarkan keunggulan dibandingkan barcode tradisional. RFID memungkinkan untuk pemindaian otomatis yaitu pembayaran lebih cepat dan manajemen inventaris serta penyimpanan data. Contoh implementasi saat ini banyak supermarket/outlet sekarang menggunakan tag RFID untuk pembaharuan inventaris secara real-time. Data pelacakan dapat diintegrasikan ke dalam sistem manajemen rantai pasokan yang lebih besar. Integrasi ini memungkinkan kelancaran arus informasi, meningkatkan visibilitas di seluruh rantai pasokan untuk grup supermarket/outlet. Sistem integrasi juga berfungsi sebagai teknologi anti-pemalsuan yang terintegrasi dengan IoT, seperti kemasan yang langsung terhubung ke database, memast kan keaslian makanan.
d. Manfaat bagi Konsumen Konsumen mendapat manfaat dari peningkatan transparansi. Mengetahui asal usul dan kondisi penanganan buah-buahan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap kualitas produk. Peningkatan transparansi dan keamanan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen secara signifikan. Mengetahui bahwa makanan mereka aman dan asli, mendorong loyalitas merek.
Tantangan Penerapan IoT dalam Rantai Pasok Buah Segar
Penerapan teknologi loT memiliki beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam implementasinya secara luas, baik dari sisi infrastruktur sampai dengan regulasi pelaksanaannya. Beberapa diantaranya adalah keterlibatan teknologi yang cukup kompleks membuat infrastruktur teknologi harus dirancang dengan baik untuk implementasinya. Konektivitas jaringan menjadi salah satu yang paling utama. Investasi turut serta berperan dalam hal tersebut. Keterlibatan data yang sangat besar membuat faktor privasi dan keamanan data menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dengan baik, Perlu adanya regulasi yang mengatur batasan dari implementasi IoT dalam rantai pasok pangan. Selain itu, adopsi loT juga terkendala oleh kurangnya pemahaman dan keterampilan di kalangan pelaku industri, terutama di tingkat petani atau pengelola logistik di daerah terpencil. Edukasi dan pelatihan menjadi hal penting untuk membantu memahami manfaat dan cara kerja loT. Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan penyedia teknologi, tantangan ini dapat diatasi, memungkinkan loT memberikan dampak positif yang signifikan bagi rantai pasok buah segar di masa depan.
Penutup
Penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) di rantai pasok buah segar menjadi terobosan menarik yang mengubah cara kita menjaga kualitas produk pangan. Dengan bantuan sensor pintar dan sistem pemantauan berbasis cloud, toT memungkinkan pemantauan real-time terhadap suhu, kelembapan, dan lokasi buah selama proses distribusi. Alhasil, risiko kerusakan dan pembusukan bisa diminimalkan, sehingga konsumen mendapatkan produk segar dengan kualitas terbaik. Selain itu, teknologi ini memberikan transparansi yang lebih baik, memungk nkan konsumen mengetahui asal usul buah yang dibeli. Bahkan, petani dan distributor dapat memanfaatkan data ini untuk mengoptimalkan strategi penyimpanan dan pengiriman, menciptakan proses yang lebih efisien dan hemat biaya.
Namun, disamping manfaatnya yang cukup luas, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. IoT membutuhkan infrastruktur teknologi yang tidak murah dan konektivitas jaringan yang andal—sesuatu yang masih menjadi kendala di banyak daerah terpencil. Selain itu, risiko keamanan data juga menjadi perhatian besar, terutama karena teknologi ini mengelola informasi dalam jumlah besar. Kurangnya pemahaman dan keterampilan di kalangan pelaku industri, seperti petani dan distributor, juga memperlambat adopsi teknologi ini. Untuk itu, edukasi, pelatihan, dan regulasi yang jelas sangat diperlukan agar teknologi IoT dapat diterapkan secara luas dan memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak dalam rantai pasok pangan. Dengan kolaborasi yang tepat, IoT memiliki potensi besar untuk membuat rantai pasok buah segar lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan.
REFERENSI
Poernomo A. 2007. Menuju Jaminan Keamanan Pangan Produk Perikanan Dengan Ketelusuran. Majalah Food Review Indonesia II (Oktober, 2007) : 23-30
Prilliadi H. 2022. Rantai Pasok Pangan Berkelanjutan dengan Penerapan Teknologi Industri 4.0. BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) (ID).
Tinggalkan Balasan